Selamat Bergabung

Kadang-kadang usilnya nggak ketulungan..tapi kadang-kadang,jahilnya kebangetan.Penuh canda tawa,suka duka dan kebersamaan diantara mereka selama 3 tahun ini.Dibumbui kisah persahabatan dan juga percikan asmara.Bagaimana jadinya?

Banner this blog

Rabu, 17 Agustus 2011

WARNA-WARNI KISAH PUTIH ABU-ABUKU (JILID # 30)


Strategi gw berhasil dan sukses bikin kami bekerja sementara di Gudangnya paman Irwan.
“Sekarang, kalian angkut beras-beras itu masuk kedalam truk.” Perintah paman Irwan.
Semuanya menatap gw dengan pandangan sinis.
“Kita disini ini buat kerja atu minta izin sama pamannya Irwan sih?” Gerutu Reo.
“Kita tuh harus punya siasat untuk mengambil hati pamannya irwan. Kalau kita bisa ngambil hatinya paman Irwan pastinya minta izinnya juga akan jadi lebih lancar dong.”
“Bener juga kata si Alex.” Ujar Vicko mengangguk setuju sedari mikir-mikir juga.
“Ya sudahlah, gw nggak mau ngerepotin kalian. Nggak apa-apa kok gw nggak ikut.”
“Elu ngomong apaan sih wan? Kita disini tuh karna mau ngebantu lu. Jadi jangan menyerah sebelum berperang gitu dong.” Ujar gw menyemangati Irwan.
“Tapi… Paman gw itu keras kepala dan teguh sama pendiriannya. Jadi walaupun kita ngelakuin hal ini, belum tentu dia mau ngasih izin ke gw.”
“Nah, kalau belum dicoba udah bilang nggak mungkin itu sama aja kayak pecundang.”
“Okelah,terima kasih banget untuk kalian semua.Apapun hasilnya,kita nggak boleh nyerah.”Ujar Irwan menyapu air mata terharunya dikedua pipinya yang sedikit dekil XD.
“Nah.. Gitu dong, itu baru namanya jiwa seorang petarung.”
Akhirnya, kami menghentikan pembicaraan kami dan mulai bekerja. Setelah 2 jam bergulat dengan karung-karung berat itu, pada akhirnya pekerjaan kami selesai juga tepat waktu. Walau dengan banjir peluh, walau dengan debu dan polusi, walau dengan keadaan capek banget, perjuangan kami selesai juga.
Kami pun menemui paman irwan untuk ngasih kabar ini.
“Paman, kita udah selesai dengan pekerjaan kita.” Ujar gw berapi-api ( Mungkin bisa jadi sumber api olimpiade Beijing nih.. Hihihi).
“Terus kenapa memangnya kalau sudah selesai? Kalian minta imbalan?”
“Bukan begitu paman, kita orang ikhlas kok dengan bantuan ini. Cuma….”
“Cuma apa? Pasti ada udang dibalik bakwan.”
“Begini paman….”
“Begini apanya?”
“Kita…… Mau……”
“Mau apa?”
Gw meneguk air liur gw ampe berkali-kali sampai akhirnya gw siap untuk ngomong.
“Paman sudah tahu, disini kalian bantu paman karna ada seseuatu kan? Ya sudah, katakan aja ada hal apa.”
Senyum merakah mengembang kayak kue bolu Nampak semua diwajah kami.Dan pada akhirnya, Irwan dapat izin juga kali ini. Perjuangan kami nggak sia-sia dan akhirnya berbuah juga ( Coba buahnya apel, melon, atau yang lain, kan lebih enak gitu).
HARI LKTD TIBA…
Semua anggota OSIS dan juga calon OSIS (nunjuk diri sendiri) berkumpul di lapangan upacara.Dan kami harus cuti dulu dari kegiatan belajar-mengajar selama 2 hari, karna LKTD dimulai dari hari jum’at – minggu.
Pertama disitu, akhirnya kelompok-kelompok dibagikan juga. Sedikit menyusahkan sih, kalau kelompok mesti dibagi pada hari- H seperti ini.Harusnya bisa lebih efisien daripada ini, tapi ya sudahlah, toh mereka yang jadi OSIS bukan gw, gw kan cuma calon aja.
Setelah dibagikan, gw mesti kepisah sama temen – temen terbaik gw, tapi pembagian seperti ini pasti ada gunanya pasti. Biar kita tuh kenal juga sama anggota OSIS yang lain.
“Temen – temen, gw tau kalian pasti beraat banget buat kepisah ma gw (narik ingus), tapi peraturan tetep peraturan, kita nggak bisa menolak ini, meski kita harus kepisah sementara waktu (sambil terpejam), kita harus kuat (membuka mata).”
Apa-apaan ini, mereka malah udah ngehilang dari pandangan gw, kemana mereka? Dasar mereka semua, tidak memperdulikan gw lagi. Mungkin mereka nggak kuat menatap gw kali yah, makanya langsung ngehindar, pasti kejadiannya seperti itu (Meyakinkan diri sendiri).
“Kalian semua bergabung dengan anggota kelompok kalian yang lain.Sekarang !!! “
“ Jangan teriak dong ci, kita nggak budeg kok. Iya nggak teman – teman?” seru Ferdy lagi.
“Iya.” Seru kami mendukung Ferdy.
“Sekali lagi kamu atau yang lain manggil saya ci, kalian bakal saya hukum. Denger nggak?”
“Denger nggak kata ci Sheren?” Ujar Jody yang juga senior OSIS.
“Katanya nggak boleh panggil ci? Nah, kakak Jody sendiri panggil ci sama kakak Sheren.” Ujar Ferdy lagi sambil nyengir.
“Suka – suka saya dong. Saya kan OSIS disini, ingat yah, nggak boleh manggil cici ataupun koko disini, nggak boleh ngomong gw ataupun elu disini, disini pakai saya atau kamu. Nggak boleh ngomong jorok selama disana, ingat, kita LKTD di pantai dekat hutan, jadi hargai penghuni yang udah ada disana terlebih dulu.”
“Penghuni siapa kak?” Tanya gw spontan.
“Penghuni itu adalah mereka. Mereka yang sudah ada bahkan sebelum kita lahir, mereka yang sudah ada sebelum dunia terbentuk. Mereka yang ……. “
“Sudah Jody, kamu jangan menakut-nakuti anak-anak baru ini.” Seloroh kak Sheren lagi.
“Baiklah, sekarang tugas pertama kalian sebelum kita pergi ke tempat tujuan kita, masing-masing kelompok diwajibkan dan diharuskan (sambil melotot) membuat iyel-yel kelompok, dan kelompok terbaik akan mendapatkan bahan makanan terbaik juga daripada yang lain, mengerti? Waktu kalian 15 menit untuk melakukan itu.”
Gw segera kembali ke kelompok gw, dan semuanya merupakan bauran anak kelas lain, anak kelas gw nggak ada satupun (masang muka sedih), yang gw kenal hanya Asan (Temen SMP gw) yang ternyata juga ikut LKTD ini.
“Baik temen-temen, sebelum kita mulai buat iyel-iyel kelompok, kita harus mengenal dulu satu sama lain.” Ujar gw membuka sesi percakapan.
“Kita semua sudah saling kenal kok.”
“Hah?” Mata gw terbelalak sampai-sampai mau keluar.
Kemana aja lu lex selama ini, masa hanya kenal dengan anak satu kelas aja sih? Harus dirubah nih tandu-tindak yang kayak begini.
“Oke, karna kita belum pada kenal, gw perkenalkan diri dulu.”
“Elu Alex kan?” Tanya seorang gadis cantik disitu dengan tersipu malu.
Bagaimana dia bisa tahu nama gw, apa gw begitu populernya sampai-sampai semua gadis disekolahan kenal ama gw.
“Tau darimana?” tanyaku malu-malu.
“Elu kan yang kemarin sembunyi dikelas 1pj2 kemarin kan? Waktu ada Pak is?”
Astaga, rupanya dia inget kejadian mendebarkan itu. Gw kira, dia tahu gw, karna gw …. Ah sudahlah, nggak penting juga.
Setelah itu, gw akhirnya tahu nama mereka walau kadang-kadang masih tertukar manggil mereka.Dan bicara soal kelompok ini, kenapa juga nama kelompok gw itu ‘Bunga bangkai’? Nggak  ada keren-kerennya juga. Kenapa nggak bunga sakura gitu ka Japanese banget, atau bunga tulip gitu, kan Netherland banget. Lah ini, bunga bangke, sama sekali tidak menunjukkan kharismaku sebagai idola popular satu sekolahan. Hihihi..
Sebenernya mau protes nih tentang nama ini, tapi mengetahui nama-nama kelompok lain, niat mulia ku ini kuurungkan juga akhirnya. Nama kelompok depan gw malahan ‘Peti Mati’ serem bener kan? Apa menyesuailan sama anggota kelompoknya yang nyeremin semua? Hush.. Ngatain orang itu nggak baik. Tapi sekali-kali dimaafkanlah.
Setelah berdiskusi panjang lebar, pada akhirnya kami memilih sebuah iyel-iyel unik nan menggelitik bin menggelikan. Irama iyel-iyelnya sih ngambil dari sebuah lagu yang popular, lagu itu tak lain dan tak bukan serta tak salah adalah (Genderang berbunyi kencang… Deng.. Deng… Deng…) Jablay… (Tetot).
Kenapa milih lagu jablay? Apakah karna para anggotanya yang unyu ini haus akan belaian, sepertinya demikian (ditimpuk anggota lain).
Beginiliah lirik amatiran dari sebuah karya yang professional (Tepuk tangan meriah membahana)
Bang … Eneng… Ikut kami berdendang yuk… (Yihaaaa……)
Waktu tamasya di padang pasir (Padang pasir = Lapangan upacara)
Darah kami mengalir berdesir-desir (Aseekkk banget kan?)
Lihat kelompok lain nyengir…
Dalam ati kami biarin…

Nggak kerasa udah disini
Panas, debu tak kami peduli
Hanya demi LKTD yang berarti
Kami relakan kulit jadi begini

Bangke… Bangke… bangke…
Biarin nama kami Bangke
Asalkan yang penting, hati kami ga bangke…
Bangke… Bangke… Bangke…
Biarin nama kami bangke
Asalkan yang penting, mereka (nunjuk kelompok lain) juga Bangke.
“Woooooo…. ”, Teriak Kelompok lain histeris. Kertas-kertas pun ikut menari-nari diudara mengarah pada kami, entah darimana datangnya kertas-kertas itu. Gw pun nggak begitu memperhatikan lagi. Hihihi…
Setelah semua kelompok maju menunjukkan iyel-iyelnya, kami pun akhirnya diberangkatkan juga menuju medan perang (eh… maksudnya tempat LKTD). Satu persatu kami naik keatas tronton, tapi kenapa sih kalau ada acara begini selalu make tronton, sekali-kali pakai Mersi atau minimal Ferarri kek, kalau gw nggak ikut, mungkin bolehlah pake tronton (Dilempar pake panci).
Para awewek labil pada teriak-teriak gajebo lagi, teriaknya yang merdu coba (Emang nyanyi). Ada yang teriak panas, ada yang gak tahan gerah, ada yang bilang mual. Kalau mau dirasain, semua juga ngalamin kali, tapi pandai-pandainya kita aja kali untuk ngendaliin diri. Kenapa sih ‘wanita’ itu mesti seekspresif itu? (Ditonjok semua wanita yang singgah di blog ini).
Mau tidak mau, suka ato nggak suka, seneng ato ga seneng, akhirnya tronton kami pun dijalankan. Setelah tronton berjalan, akhirnya ada juga angin segar yang menerpa wajah dan pipiku yang unyuu unyuu ini. Lumayan segarlah untuk keadaan seperti ini, udah desak-desakkan, bau keringat dimana-mana pula (Kok sekarang gw yang jadi ngelu XD).
“Pletak!!!”, Suara ban pecah terdengar sangat nyaring, semua yang ada dalam tronton otomatis terkejut.

0 komentar:

Posting Komentar