Selamat Bergabung

Kadang-kadang usilnya nggak ketulungan..tapi kadang-kadang,jahilnya kebangetan.Penuh canda tawa,suka duka dan kebersamaan diantara mereka selama 3 tahun ini.Dibumbui kisah persahabatan dan juga percikan asmara.Bagaimana jadinya?

Banner this blog

Rabu, 17 Agustus 2011

WARNA-WARNI KISAH PUTIH ABU-ABUKU (JILID # 31)

“Adek lagi bercanda ya?”
“Hah?” Tanyaku mengernyitkan dahi lagi.
“Iya, Adek pasti lagi bercanda.” Ujarnya seraya menahan senyumnya.
“Memangnya kenapa Mas?” Tanya Werry.
“Disini mana ada toilet, ada-ada saja.” Ujarnya menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kemudian dia pergi. Meratap kepergiannya, gw dan kelompok gw yang lain ternganga lebar, ampe liur pun bertebaran, Hihihi.
Bener-bener sulit di percaya, bagaimana mungkin nggak ada WC disini? Seharusnya setiap tempat wisata itu harus di lengkapi dengan fasilitas yang lengkap, tapi mengingat tempat ini sepi dan agak berbeda dengan pantai kebanyakan, mungkin bagi sebagian orang udah nggak asing lagi, tapi tetap saja buat gw dan anggota kelompok gw yang lain, ini sangat menyiksa. Lalu kami mesti ganti pakaian dimana? Apa mesti di semak-semak? Kok rasanya nggak etis banget sih.
Akhirnya diputuskan juga, akan ganti pakaian di semak-semak dekat pantai itu. Anggota kelompok gw yang cowok dan cewek pun misah, kan nggak mungkin, ganti bajunya barengan, bisa timbul kedahsyatan nanti. Hihihi..
Setelah selesai berpakaian, kami pun langsung cepat-cepat menuju tempat berkumpulnya kelompok lain, malang tak dapat dihindar, beruntung pun menjauh dari kami, tempat itu tiba-tiba saja sepi, tak terlihat kakak-kakak OSIS itu maupun kelompok lain, pergi kemana sih mereka ini?
Kami pun menuju ke tenda-tenda, tapi mereka pun nggak ada disitu, lantas mereka pergi kemana? Apa mereka meninggalkan kami di pantai yang sepi dan sunyi ini sendirian? #Shock
Dikala keputusasaan dan tak keberdayaan kami itu, tiba-tiba salah satu senior kami datang dan menghampiri kami, tergambar dengan sangat jelas di wajah kami mengenai secercah harapan yang baru saja melintas di hadapan kami.
“Sedang apa kalian disini? Kelompok lain sudah mencari kayu dan ranting kering untuk nanti malam, kalian masih bersantai ria saja disini.”
Astaga, rupanya cuma lagi nyari kayu dan ranting kering aja toh, kami kira mereka meninggalkan kami disini.
“Tunggu apalagi, kalian masih mau bengong disini? Nanti malam kalian masak pake apa kalau nggak pake kayu dan dahan-dahan ranting kering?”
Kami segera bergegas mendengar senior kami itu berkata seperti itu. Kalau Cuma nyari kayu bakar mah kecil, kan pastinya banyak di daerah hutan-hutan dekat pantai seperti ini, nggak usah dicari juga pasti ketemu. Kami pun segera bergabung dengan kelompok lain begitu sesampainya disana. Tapi yang mengagetkan adalah kayu bakar mereka sudah sangat menumpuk, semetara kami masih belum ada sama sekali, mata-mata kami seolah-olah mau keluar begitu mendapati sangat sedikit sekali kayu bakar yang tersisa untuk kelompok kami.
Setelah waktu yang ditetapkan oleh para kakak OSIS itu berakhir, kami kembali dikumpulkan didekat tenda-tenda yang kami bangun.
Kumpulkan semua kayu bakar yang kalian dapatkan di hutan tadi. Kelompok dengan jumlah kayu bakar paling banyak akan mendapatkan rewards special berupa makanan lebih daripada kelompok lain. Kok pada diem saja, applause nya mana nih?”
Kami bertepuktangan riuh menyambut ucapannya kak Jodhie yang binasa saja, ya itung-itung amal ibadah lah. Hihihi.

“Selain kami akan mengumumkan kelompok pengumpul kayu bakar terbanyak, terlebih dahulu akan ada pengumuman kelompok dengan iyel-iyel terbaik dan juga kelompok pembangun tenda terbaik, siapa yang akan memenangkannya? Jangan kemana-mana, kami akan segera kembali dengan hasilnya setelah rembukan dulu.”
“Wuuuuu…” teriakan-teriakan membahana membanjiri kak Jodhi.
Kayak acara di Tipi aja pake ada acara commercial break segala, jadi nggak salah dong neriaki kak Jodhi, toh dia juga kayaknya enjoy aja, sekaligus bisa jadi ajang penyemarak suasana.
“Sudah-sudah.. Sekarang kalian siap-siap bersih diri dulu, hari sudah sore, kata Mama, nggak baik mandi malem-malem.” Ujar Kak Richie coba melucu kali yah.
“Mandi dimana Kak?” Tanya Ventory lagi.
“Mandi di sungai lah, masa mandi dilaut, deket sini ada sungai gitu.”
Lagi dan lagi, kayaknya ni anak takut mandi bareng, padahal mandi bareng gitu kan nggak mesti buka semua, hihihi. Tapi dimklumin juga sih, namanya juga anak cewek yang sedang dalam masa pubertas, kalau cerewet ma biasa aja sih, asal pada waktu dan tempat yang tepat saja.
Jadilah akhirnya, para cewek-cewek itu minta duluan giliran mandi, baru setelah itu para cowoknya. Ya ampun, takut bener sih, mana mungkin juga ngintip-ngintip nggak guna gitu, entar malah jadi bintitan lagi.
Mereka bergiliran sambil menjaga depan akses utama menuju sungai, sebagian mandi dan sebagian lainnya menjaga depan akses tersebut. Begitu juga seterusnya. Kami hanya bisa melihat dari kejauhan karna sama sekali nggak boleh ngedeket ke area itu, padahal area itu bukan milik bapak, ibu, nyokap atau neneknya. Ya… Begitulah cewek dengan segala keegoisannya (Dilempar panci).
Dari bisik-bisik tetangga cowok-cowok deket gw, nampaknya ada yang beritikad tidak baik. Karna, yang gw denger dari situ, ada akses lain menuju sungai itu yang nggak diketahuin oleh para cewek-cewek itu, jadilah para cowok heboh dengan hal ini. Ada yang menggebu-gebu mengajak yang lainnya ngintipin tuh cewek-cewek, ada juga yang melarang. Pokonya suasananya jadi gaduh dan ribut deh.
Akhirnya 3 orang siswa cowok yang nekad tetap berinisiatif untuk melancarkan aksi liciknya, gw perhatiin terus gerak-gerik mereka. Akhirnya gw putuskan untuk melapor pada Kak Jodhie. Kak Jodhie bilang untuk nggak langsung menyergap mereka, karna bisa saja mereka nggak ngaku pas ditanya, jadi ketika mereka akan melancarkan aksinya, barulah kami pergoki berdua, dengan begitu, saat mereka sudah tertangkap basah mereka tidak akan bisa berkilah lagi.
Baru saja gw dan Kak Jodhie mengikuti mereka, tapi tiba-tiba mereka lenyap dari pandangan mata kami.
“Mereka kemana Lex?”
“Nggak  tahu Kak, mereka cepat sekali jalannya. Gimana nih Kak? Apa kita bakal cari mereka bertiga terus.”
“Kamu tahu jalan akses lain menuju sungai?”
“Gw… Eh.. Maksud saya, nggak tahu kak. Kesini aja baru pertama kali.”
“Oke… Kita terus cari mereka sampai ketemu, hal ini tentu membahayakan juga buat para siswa cewek lain. Bisa-bisa, mereka bertiga dilaporkan ke polisi atas tindakan mereka ini.”
“Tapi, kami kan belum 17 tahun Kak, emang sudah bisa dipidanakan yah?”
“Lu… Eh… Maksudnya kamu, belum pernah dengaer penjara untuk anak-anak usia di bawah 17 tahun apa?”
“Belum Kak.”
“Ah… Payah kamu Lex.” Ujar Kak Jodhie terkikik.
“Kita balik aja deh Kak, siapa tahu mereka malah udah balik.” Ujar gw member saran.
“Okelah kalau begitu.”
Sesampainya disana, ternyata mereka bertiga udah balik aja disana, nampaknya mereka tahu kalau kami ngikutin mereka, sehingga niat licik itu akhirnya mereka urungkan.
Ngomong-ngomong soal para siswi cewek itu, mereka mandi lama sekali sih, udah hampir sejam belum kelar-kelar juga. Hari udah mulai tambah gelap juga. Apa sih kerjaan mereka. Nyamuk-nyamuk juga mulai bertebaran sepanjang kami memandang, dengungannya biikin ngeri saja. Untungnya kami disuruh membawa lotion anti nyamuk sebelum pergi, tapikalau digunakan sekarang tentu saja mubazir, karna sebentar lagi, giliran kami yang mandi.
“Tolonggggggggggg………..”

0 komentar:

Posting Komentar