Selamat Bergabung

Kadang-kadang usilnya nggak ketulungan..tapi kadang-kadang,jahilnya kebangetan.Penuh canda tawa,suka duka dan kebersamaan diantara mereka selama 3 tahun ini.Dibumbui kisah persahabatan dan juga percikan asmara.Bagaimana jadinya?

Banner this blog

Jumat, 20 Mei 2011

WARNA-WARNI KISAH PUTIH ABU-ABUKU (JILID # 26)

Semua menatap kearah gw sambil dengan muka bertanya-tanya, gw bakal nyanyi lagu apa. Beuh.. Malu pisan euy. Gw aja ampe nggak bisa berkata-kata lagi begitu musik instrument itu menggema. Gw seperti nggak kenal lagunya, apa salah puter lagu yah. Ternyata nggak tuh, gw hanya bisa bercucuran air mata dalam hati. Mau nggak mau, ini tetep harus gue lanjutin.
“Sabtu malam ku sendiri… Tiada teman kunanti.. Disekitar kulihat dia, tiada seindah dulu. Mungkinkah ini berarti, aku tlah patah hati. Walaupun kuberkata bukan, bukan itu. Penyesalanku semakin dalam dan sedih, tlah kuserahkan semua milik dan hidupku.. Aku tak mau menderita begini. Mudah-Mudahan ini, hanya mimpi, hanya mimpi.”
Itulah lagu yang gw nyanyiin, Kisah Sedih Di Hari Minggu nya Koes plus. Entah ada apa dipikiran gw saat itu, sampe-sampe milih lagu ini. Benar-benar tak dapat dipercayai, dari sekian banyak lagu popular dan hits dimasa sekarang, gw malah milih lagu itu. Akhirnya, setelah gw selesai, rasa deg-degan itu perlahan pudar. Gw udah nggak peduli lagi dengan hasilnya akan kayak gimana. Yang penting gw udah berpartisipasi dalam acara ini. Masalah menang atau nggaknya, yah serahkan pada yang diatas. Hihihi..
Lumayanlah, ketika gw turun dari panggung, ada yang ngasih komentar positif. Tapi, ujungnya itu yang bikin ngenes. Kenapa mesti pake kata tapi sih.. *Uring-uringan
“Keren lo suara lu lex.. Gw suka banget, tapi… Kenapa lagunya jadul banget. Serasa om-om yang nyanyi kalau pake lagu itu. ”
Padahalkan, gw udah seneng dipuji gitu, tapi akhirnya endingnya itu bikin darah mendidih dan bergejolak dalam kulit. Ckckck.. Setelah dari lomba ini, selanjutnya, ada lomba tarik tambang antarkelas. Tentunya yang dipilih adalah orang-orang yang bertubuh kerempeng dan kecil dong. Eh.. Salah yah, yang bener, yang kekar dan bertubuh besar. Yah begitulah, tentunya gw nggak bakal dipilih. Hufh *Nasib orang tampan yang teraniaya.
Tapi setelah gw lirik-lirik dikelas gw, selain gw juga banyak yang cungkring lo, suer dah yakin. Yang badannya lumayan berisi cuma beberapa aja. Kalau yang cewek, ada si Santalia, Hanni, Leonawati, Lieta, Maya Jane, Yuliana B (sebenernya ada 2 yuliana, cuma biar gampang dipanggil, mereka berdua dikasih embel-embel “A” dan “B”, efek nama pasaran nih, untung di kelas gw nggak ada nama yang sama kayak gw), dan Liliawati (biasa dipanggil apho, panggilan apho diberikan ke Lilia, karna kalau dia ngomong suka cerewet kayak nenek-nenek). Kalau yang cowok ada si Irwan , Reo, Alvin, Fendy, Vicko, Jefry, Candra Usin. Yah.. Itu doang sih, jumlah cowok dikelas gw sangat limited edition (jumlahnya setengah dari jumlah cewek). Dan akhirnya, nama-nama yang gw sebut diataslah  yang pada akhirnya mewakili kelas gue dikancah pertariktambangan.
Lawan pertama kami adalah melawan kelas 1 AP. Lawannya lumayan mudah kali ini. Karna anak AP bahkan cowoknya Cuma 5 orang. Kelas gw udah tersenyum nyengir aja.
“Jah.. Kelas 1 AP. Kita beruntung kali ini.” Ujar Alvin bengek.
“Jangan meremehkan lawan. Ingat.. Tetep fokus.” Ujar Jefry sok bijak.
“Sok bijak lu mah Jef.”
“Dibilangin ngeyel.”
“Bukannya ngeyel, tapi ini sesuai dengan fakta.”
“Fakta apanya? Faktanya tuh, emang kita lebih berpeluang daripada mereka.”
“Gw nggak bilang kalau mereka lebih berpeluang dari kita, gw hanya bilang kalau kita tuh nggak boleh ngeremehin lawan, untuk itu kita harus tetep fokus.”
Kami pada nyengir-nyengir aja mendengar perdebatan Alvin ma Jefry yang sebenernya nggak penting ini, begini nih kalau keduanya udah ketemu, kayak kucing ma anjing, Alvin orangnya mana keras kepala lagi, nah si Jefry juga kepala batu, cocok dah keduanya bila ketemu, langsung ribut dan debat gaje.
Perlombaan dimulai..
“Siapp.. Yah…” Ujar panitia tanda memulai perlombaan.
“Tarik .. Tarik.. Tarik..”
Suasananya bener-bener rame, apalagi kelas gw, dengan kompak semuanya ngumpul disitu jadi satu buat mensupport tim 1 AK1. Ini lomba tarik tambang campuran, jadi cowok cewek disatukan disini. Santalia terlihat  dengan begitu gagahnya terus menarik talinya, yang lain juga demikian. gw dan temen-temen yang laen bahkan hambir kehabisan suara saat teriak-teriak serasa gw ikutan narik tuh tali. Dan akhirnya, 1 AP menyerah dan harus takluk dengan kelas gw. Yang laen pada jingkrak-jingkrak begitu menang, serasa dapet hadiah mobil dan rumah dari undian Bank. Hihihi.. Selanjutnya, lawan kami di babak selanjutnya adalah 2 AP. Kenapa dapet lawannya sama kelas AP  terus yah? Tapi baguslah jadi bisa menang terus *Ngarep
Tim AP kali ini jauh lebih gahar dari tim sebelumnya, mereka nampak terobsesi untuk menang, apalagi mereka baru mengalahkan kelas 2PJ1, namun jangan khawatir kita orang juga nggak mau kalah dong. Harus tetap optimis menang.
“Perlombaan kembali dimulai, terjadi lirik-lirikan dari kedua kubu. Ekspresi kedua tim begitu serius, apakah mereka akan mengerahkan kekuatan jiwa dan raga serta nurani mereka untuk pertandingan kali ini? Kita lihat saja hasil selengkapnya menuju lapangan.” Ujar sang panitia mengomentari pertandingan.
Sementara itu, gw lihat kelas gw semakin terdesak digaris batas. Tim 2 AP semakin membabibuta menarik talinya, namun dikubu gw terlihat sudah hampir menyerah.
“Chayo… Semangat… Semangat… Semangat…”
Kata-kata ini terus menggema untuk mendukung kelas gw. Semangat mulai mengalir dalam darah dan denyut nadi mereka. Secara perlahan, keadaan mulai berbalik, satu persatu langkah mereka mulai menarik langkah lawannya kedepan. Dan tiba pada klimaksnya, mereka berhasil menang lagi. Kelas gw emang kompak dan merupakan kelas terbaik, tentunya buat kelas gue sendiri. Hehehe..
Sungguh melelahkan sekaligus mengasyikkan bisa teriak seperti itu. Walau suara tinggal seuprit, tapi seneng juga. Karna pada akhirnya, tim kelas gw berhasil menang dipertandingan kali ini dan keluar sebagai juara pertama setelah mengalahkan kelas-kelas lainnya. Ibu Delfi yang menyaksikan tim kelas kami bertanding juga terlihat senang, walau hal itu tidak dia ekspresikan secara lepas, namun terlihat, Ia begitu bangga dengan kami.
Perjuangan kelas kami belum berakhir, masih ada beberapa pertandingan lainnya. Dan kami akan berusaha memberikan yang terbaik, walau mungkin tidak menang, namun asalkan sudah ikutan, rasa sukacita itu tidak akan hilang. Gw bangga jadi salah satu bagian dari mereka, walau mereka belum tentu bangga ama gw. Hihihi..
Hari perlombaan selesai, dan hasil dari setiap perlombaan pun diumumkan. Kelas gue hanya memenangkan lomba tariktambang doang, karna dari lomba nyanyi, gw juga nggak menang. Karna udah bisa dipastikan,lewat penampilan gue nan jadul serta busana yang kalah keren sama peserta lainnya, yah nggak bakal menang.Komentar salah satu juri yang nyatain
“Ada peserta yang suaranya bagus, namun, karena penampilannya yang kurang dan pemilihan lagunya yang kurang pas juga, maka dia tidak bisa masuk ke daftar pemenang. Karna dari sisi juri sendiri, 3 aspek yang dinilai. Pertama, vokal, kedua Busana atau penampilan dan terakhir adalah Peformance.”
Mungkin gw yang kegeeran kali yah, kalau yang dimaksud itu adalah gw. Hehe.. Tapi apapun hasilnya, gw juga nggak pernah berharap banyak *ngeles
Akhirnya, setelah kegiatan tahunan itu, kegiatan belajar kami kembali ke habitatnya. Belajar lagi dan lagi.. Hari pertama adalah hari senin, yang tentunya bagi sebagian besar adalah hari yang tidak mengenakkan, karna mesti upacara panas-panasan di lapangan. Jangan ditiru deh hal ini, karna kita harus ngehargain juga jasa para pahlawan kita yang telah gugur dimedan perang, dan berkat mereka juga kita bisa merdeka seperti sekarang ini. Upacara sih, sebenernya nggak masalah buat gw dan mungkin juga, tapi panasnya itu lo yang bikin semaput dan kejang-kejang, dan tiap upacara pasti ada aja yang pingsan ataupun pura-pura sakit atau melarikan diri secara diam-diam dari barisan pas bagian mengheningkan cipta, dasar anak ababil sekarang memang keterlaluan.
Bel akhirnya berbunyi, kelas gw mendadak rame, 5 menit bel berbunyi, tapi belum satupun berangkat menuju lapangan upacara, termasuk juga gw. Masih sibuk pake topi dan ngerapiin dasi, ada juga yang sibuk nyari pinjeman topi, karna yang nggak berseragam lengkap plus atributnya, pastilah bakal berdiri dibarisan khusus, dan nantinya pasti bakal nerima hukuman juga. Gw sih santai aja, karna pastilah gw nggak bakalan lupa ma atribut-atribut gw. Tapi entah kenapa, hari ini gw agak pusing, sedikit sih dan nggak sakit juga, tapi panasnya pagi ini sukses membuat gw malas beranjak dari kelas. Satu persatu, temen-temen gw yang lain akhirnya mulai bergerak menuju lapangan upacara,apalagi,Pak Ibrahim sudah ngoceh-ngoceh daritadi karna skami yang digedung A belum baris juga dilapangan. Dengan terpaksa, gw juga akhirnya memaksakan tubuh ini untuk bergerak turun kebawah. Sementara gw lihat, dikelas gw ada beberapa anak yang santai-santai aja dikelas dengan niatan nggak mau ikutan upacara kali, begitupun dengan kelas sebelah gw. Untungnya, gw nggak tergoda untuk ikut-ikutan hal yang kurang terpuji ini #Halah, bahasanya gw.
Sesampainya dibawah, udah rame sekali, kelas lain udah berbaris dengan rapi, sementara kelas gw baru mau bikin barisan. Kali ini, Kepala Sekolah kami turun tangan langsung untuk mengatur barisan, semuanya dengan cepat berbaris menuju barisannya masing-masing, karna takut akan berurusan dengan Pak Yan kami yang tegas dan galak ini. Hehe.. Secara sekilas, Pak Yan memantau langsung atribut para siswanya. Karna, terkadang ada beberapa siswa nakal yang nggak mau masuk barisan khusus itu dan bersembunyi diantara barisan yang berjubel.
“Alex…”
Seseorang terdengar manggil nama gw, tapi gw nggak begitu ngeh siapa yang manggil gw. Gw celingk-celinguk nengok kanan dan kiri (siapa tahu ada pohon cemara, kiri kanan…. Kulihat saja…yah malah nyanyi).
“Alex…”
Suara itu makin kuat terdengar. Dan begitu menoleh kebelakang. Gw dapati Pak Yan dengan mata melototnya ngelihat gw.
“Kenapa Pak?” Ujar gw polos.
“Mana dasimu?”
“Ada kok Pak.”
“Mana?”
Gw pun ngelirik kearah seragam gw, dan ternyata benar adanya, gw nggak pake dasi, mungkin akibat kepala gw yang sedikit pusing tadi makanya gw kelupaan. Cilaka lah ini… Gaswat..
“Masuk ke barisan khusus.”

0 komentar:

Posting Komentar