Selamat Bergabung

Kadang-kadang usilnya nggak ketulungan..tapi kadang-kadang,jahilnya kebangetan.Penuh canda tawa,suka duka dan kebersamaan diantara mereka selama 3 tahun ini.Dibumbui kisah persahabatan dan juga percikan asmara.Bagaimana jadinya?

Banner this blog

Sabtu, 18 Juni 2011

WARNA-WARNI KISAH PUTIH ABU-ABUKU (JILID # 29)


Sebulan udah berlalu semenjak kecelakaan yang menimpa gw itu. Sekarang 2 kaki gw udah gw buang jauh-jauh (padahal simpen dirumah). Kaki gw balik normal lagi jadi 2 saja.
Sementara itu, akhirnya gw putuskan untuk mengakhiri hubungan gw dan Shely, ini bukan karna Aling, tapi lebih kepada sebuah masalah yang kami alami yang pada akhirnya menemui jalan buntu.
Hari ini rombongan OSIS mendatangi kelas gw.
“Selamat siang semuanya, kami dari pengurus OSIS ingin menyampaikan kabar gembira untuk teman-teman sekalian, karna pendaftraran OSIS sudah dibuka lagi mulai hari ini. Buat temen-temen disini yang ingin belajar berorganisasi dan bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan, maka disinilah tempatnya.Kami tunggu partisipasi kalian semua di OSIS ini. Dan formulir pendaftarannya bisa temen-temen dapatkan melalui ketua kelas kalian sendiri.Terima kasih atas perhatian semuanya, maaf bila ada salah kata. Kami kembalikan lagi pada Bu Erma selaku guru yang sedang bertugas mengajar saat ini. Permisi Bu.”
Rombongan OSIS sebanyak itu buat apa pake acara masuk semua kekelas sih, bikin sumpek saja. Yang ngomong malah hanya satu orang lagi. Memangnya ini parade model apa? Kan cukup satu atau 2 orang saja yang masuk, itu kan lebih efektif dan efisien. Tapi kayaknya temen-temen gw yang lain meikmatinya, karna otomatis pelajaran IPA jadi tertunda. Lagi bahas gunung merapi dan antek-anteknya sih, makanya kepala mereka jadi panas kayak gunung merapi yang ingin memuntahkan lahar panasnya (Taruh dalam kulkas saja).
Ibu Erma terlihat nggak senang dengan kehadiran rombongan OSIS itu, nampak jelas dari raut wajahnya yang sedari tadi hanya bermuram durja saja. Tak lama kemudian, ia pun mengeluarkan unek-unek buteknya tentang anak OSIS.
“Ibu sebetulnya kurang sreg dengan anak-anak OSIS, kerjaan mereka hanya sibuk ngurusin organisasi saja. Dengan begitu kan pelajaran mereka jadi terbengkalai. Kalau mereka semua pintar sih nggak masalah, nah ini, kebanyakan dari mereka anak-anak yang ‘kurang pandai’. Lebih mementingkan OSIS pula daripada pelajaran. Kalau ibu boleh member saran, lebih baik kalian semua nggak masuk ke OSIS lah, fokus saja pada pelajaran kalian. Tapi itu dikembalikan lagi pada kalian, kalau kalian bisa mengatur keduanya tetap imbang sih nggak masalah, tapi kalau dalam pelajaran saja kalian tersengal-sengal, lebih baik tidak dulu.”
Ceramah panjang lebar sepanjang tembok raksasa mesir pun diakhiri dengan suara bel sekolah yang berbunyi 2x tanda istirahat telah tiba.
Saat istirahat tiba, anak-anak lain sibuk membahas OSIS tadi. Tak terkecuali gw dan beberapa sohib gw.
Vicko menaik-naikkan alisnya.
“Gimana? Pada mau ikut nggak?”
“Mau dong.” Ujar Ferdy antusias.
“Gw agak males nih, pasti entar ada LKTD nya.” Sahut Reo santai.
Ferdy mengkerutkan dahinya.
“LKTD? Apaan emangnya tuh?”
“Latihan Kepemimpinan Teknik Dasar oon. Dasar cumi lo.”
“Yihaaa.. Mulai kasar ni si Vicko.Hahahaa..”Ujar Reo terkikik seperti orang kesetrum.
“Teganya vicko pada diri Ferdy yang unyu ini.”
Semuanya langsung jitakin Ferdy ketika ngomong kayak gitu. Tentu aja jitaknya becanda, khas anak ababil SMK gitulah.
Irwan yang sedari tadi diam saja mulai unjuk bicara.
“Kalau gw sendiri nggak bisa kayaknya, soalnya gw sibuk banget. Gw mesti kerja digudang paman gw. Sorry yah, mungkin gw nggak bisa untuk kali ini.”
“Yah.. Nggak lengkap,jadi nggak seru dong. Lagipula,katanya LKTD ini Cuma 3 hari doing kok. Masa sih nggak bisa minta cuti ke paman elu?”
“Paman gw itu galak dan disiplin banget. Kalau gw langsung minta kayak gitu, pastinya nggak akan dikasih.”
“Tenang aja, serahin ke kita orang.” Ujar gw dengan lirikan mirip pedangdut sejati (apa sih). Semuanya ngelirik gw dengan ekspresi muka bertanya-tanya. Hal gila apalagi yang bakal gw lakuin kali ini? Tapi tenang aja temen-temen. Kita bakalan bantu Irwan buat minta izin ke pamannya. Setuju?”
“Wuuuuuu….” Semuanya menyoraki gw
***
“Gudang paman gw disebelah sana. Lu pada yakin mau nintain izin buat gw?” Tanya Irwan dengan penuh keraguan.
Kami semua menatap ke arah Irwan dengan pandangan eksentrik nan eksotis. Gw meletakkan tangan gw ditengah-tengah formasi lingkaran kami, yang lain pun ikut melakukan yang sama. Setelah itu, secara serempak semuanya mengangkat tangan keatas.
“Yakiiinnn…!!!”
Masyarakat sekitar yang ngelihat kami jadi ngelirik kearah kami semua, melihat tingkah gila kami yang berakibat polusi suara disekitar tempat tinggal mereka (bisa ngomong kayak gini akibat efek pelajaran Ibu Erma kemarin XD).
Dengan berjalan kaki(motor kami sudah diparkir dibawah batang poon belimbing tadi biar teduh) kami secara bersama-sama melangkahkan kaki dan bergaya layaknya go jun pyo dan kawan-kawan (Nyalain lagu Paradise).
“Itu dia paman gw.” Ujar Irwan tiba-tiba (membuyarkan khayalan kami saja).
“Wah.. Paman lu kecil yah?” celetuk Ferdy.
“Iya.. Tapi nyalinya gede banget.Sangat kontras dengan tubuhnya.”Sambung Vicko.
Disaat-saat genting begini, masih bisa-bisanya si ferdy dan Vicko sepaham gitu. Emang duet konyol gokil mereka ini. Sepaham,sehati dan sepikiran (maksa).
“Sudah-sudah, kalian jangan jadi ngejekin paman gw dong, biar jelek, item, dekil gitu dia tetap paman gw.”
Jiah.. Si Irwan secara polos dan nggak sadar malah nambah jelek-jelekin pamannya sendiri. Dasar miring ni keponakannya.
“Irwan…” Suara seseorang bergema memanggil irwan.
“Nah kan, paman gw yang sekecil kutil kayak gitu, suaranya bisa segede gamban. Ayo kita kesana.” Bisik Irwan.
Kami semua pun berjalan menghampiri paman Irwan.
“Sedang apa kamu disitu? Bukannya langsung kerja aja,ini malah kongke (kongke=ngobrol-ngobrol, ini juga salah satu kosakata Bangka) nggak jelas gitu dengan cecunguk-cecunguk itu.”
Parah, kita orang dibilang cecunguk-cecunguk, T-E-R-L-A-L-U.
“Nggak kok paman.Kedatangan saya bersama temen-temen ini karna pengen ngomongin sesuatu.”
“Ngomongin apa?” ujarnya dengan tampak sangar.
“Ayo Lex.. lu yang ngomong.”
“Hmm.. Gini paman, kita disini tuh untuk bantu paman. Habisnya Irwan bilang, lagi kekurangan orang buat angkut-angkut kayak gini. Jadinya, kami berniat bantu paman. Kita nggak perlu dibayar kok paman. Kita tuh tulus mau bantu paman.”
Pandangan bola mata mereka menggeliat tak karuan kepada gw seolah kaget karna omongan gw barusan, karna sebelumnya gw juga nggak ada kompromi dengan mereka mengenai hal ini.

5 komentar:

  1. dari semua yang anda tulis
    saya hanya menanyakan satu hal....
    kenapa ditulis cerita putih-abu-abu
    padahal anda sendiri putih- item" :P
    salam Om Tetsu dari Lautan Indonesia

    BalasHapus
  2. Wah..trims om tetsu dah mampir *terharu

    Di cerita udah dikasih tau lo om seragam skul saya.

    Senin-selasa, putih abu-abu
    Rabu-kamis,putih item
    Jum'at-sabtu,seragam jurusan.

    Alasan laen,mana ada putih item2 ..hehe..agak janggal gitu untuk sebuah judul

    BalasHapus
  3. Senon selasa rabu kamis jumat sabtu minggu itu nama nama hari *halah kok malah nyanyi ._.v

    BalasHapus
  4. Bebas nyanyi kok disini. Biayanya cuma 100rb/jam/ Jadi mau nyanyi berapa lama? #SiapinBon

    BalasHapus