Selamat Bergabung

Kadang-kadang usilnya nggak ketulungan..tapi kadang-kadang,jahilnya kebangetan.Penuh canda tawa,suka duka dan kebersamaan diantara mereka selama 3 tahun ini.Dibumbui kisah persahabatan dan juga percikan asmara.Bagaimana jadinya?

Banner this blog

Sabtu, 16 April 2011

WARNA-WARNI KISAH PUTIH ABU-ABUKU (JILID # 16)

"Kenapa kami harus buka celana pak?"Tanya Ferdy.
"Good Question.Pertama,buat check,apa kalian masih punya burung apa nggak.Kalau nggak punya lagi,kalian boleh sepeti tadi,tapi kalau kalian punya,tunjukkan sisi maskulin kalian."
Leganya Gw,ternyata itu cuma sedikit shock terapi saja.Akhirnya,dengan sedikit shock terapi tadi,suara kami berubah..Enggak selemah tadi..Tapi Gw rasa,suara kami tadi udah lumanyun kok,eh lumayan kok.Dasar pelatihnya saja yang begitu.Mana dia buat peraturan sendiri lagi.
"Rules pertama,Pelatih nggak pernah salah.Rules kedua,Kalau pelatih salah,balik lagi ke rules pertama."
Bego nih yang buat peraturan kayak gini,ini sama saja dengan poligami.Lho...bukan karna Pelatihnya udah beristri dua,tapi 2 peraturannya tadi bikin menjengkelkan.Saling terikat seperti Istri pertama dan istri kedua.Lho..apa hubungannya?hihihiii..
Tidak berapa lama kemudian,kami beralih tempat,bukan lagi di lapangan sekolahan.Gw aja gak jelas dimana tempatnya.Kami terus berjalan mengikuti sang pelatih yang naik motor dengan pelan,siul nih pelatih,harusnya susah senang sama-sama,nah ini,dianya seneng-seneng kitanya kesusahan.Siulnya lagi,siang ini begitu teriknya,Gw dan yang laen seperti berjalan di 'gunung es' sejuk dan segar udaranya..*antonimnya yah*
Setelah berjalan kurang lebih 20 menitan(perasaan Gw aja yah 20menitan ini,soalnya ga liat jam juga sih.Hehe..Ga punya jam tangan juga sih..Beliin dong..hihihi) Akhirnya,hal yang dinanti-nanti,hal yang telah ditunggu-tunggu,hal yang telah diimpi-impikan *alay*
Kami tiba juga di depan kantor walikota,tempatnya lumayan luas tapi gersang sekali,pohon-pohon hanya ada dipinggir-pinggir,posisi kami latihan berada ditengah,sementara di atas kepala kami berdiri dengan tegaknya sang Surya yang menerangi dunia.
"Kalian semua lelah apa nggak?" tanya sang pelatih kami dengan lugas.
"Lelah kak."
"Begini saja kalian sudah mengeluh,mental tempe.Liat aja yang cewek,mereka tidak mengeluh sama sekali."
Ah..dasar pelatihnya saja yang nggak lihat tadi,kalau yang cewek udah marah-marah dan ngomel-ngomel nggak jelas.
"Sekarang kalian semua ambil sikap push-up semua."Semua yang cowok langsung mengambil ancang-ancang buat push-up.Sementara yang cewek,pelatih cewek mereka kelihatannya jauh lebih baik dari pelatih kami.Astaga,Gw nggak berani berkata-kata,ketika telapak tangan Gw menyentuh aspal tanah yang sangat panas tadi,gilaaaa...rasanya bener-bener panas dan seperti mau melepuh saja..Gila ni pelatih,mau buat tangan Gw yang putih ini jadi merah dan item apa,Gw tau dia sirik dengan keputihan dan kelembutan tangan Gw *halah*
"Aduh.."Gw spontan bersuara.Ini gak seperti yang ada di bayangan lu,bukannya Gw manja atau apa,tapi itu bener-bener panas.Yang laen juga pada spontan bersuara seperti itu.*Alibi XD*
"Lemah kalian semua.Bener-bener mengecewakan.Baru seperti ini saja kalian udah teriak seperti banci *sambil muncrat tuh ngomongnya*.Kalian itu laki-laki,dan tidak seharusnya kalian lemah seperti ini.Perhatikan saya baik-baik." Gw lihat pelatih itu turun ke bawah dan mengambil ancang-ancang push-up.Kayaknya dia mau pamer dah,mana kedua tangannya dikepal lagi.Jadi dia push-up dengan keadaan tangan dikepal.Wuidih..bener-bener pamer dah.*sirik*
"Kalian lihat ini kan?kalian baru seperti itu saja sudah mengeluh."
Semua mata tertuju pada sosok salah satu orang diantara kami,Mungkin Gw yang paling telat ngelirik ke arah tuh orang *dasar lelet ni Gw* orang itu tak lain,tak salah dan tak benar,eh maksudnya dan tak bukan adalah jeng jeng jeng "Martin Hadinata".Astaga,ni orang mau ngapain sih.Kenapa dia pakai acara tunjuk-tunjuk kaki segala lagi,eh maksudnya tunjuk tangan.Kalau tunjuk kaki entah gimana caranya,entahlah,pikirikanlah dan bayangkanlah sendiri.Hihihii..Pelatih kami itu tiba-tiba bangkit dan berdiri lalu langsung menyuruh Martin Hadinata buat ngomong tentang apa yang ingin dikutarakan oleh hati kecil Martin *Ce ile..bahasa Gw,hati kecil..Cihuy*
"Terus terang,baru pertama kali saya mengikuti kegiatan seperti ini.Dan saya tahu semua yang pelatih instruksikan disini,pasti berguna untuk kami.Tapi saya mau mengatakanSaya keberatan jika dipanggil dengan sebutan seperti cewek.Itu sama saja melecahkan kami.Dan semua yang bisa pelatih lakukan belum tentu bisa langsung kami terapkan.Karna saya juga yakin,kakak juga sama seperti kami waktu pertama kali melakukan ini."
"Ow..jadi..maksud pertanyaan kamu tadi itu apa?Kamu mau bilang kalau saya sok?"
"Iya."
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Martin.Ia terlihat meringis kesakitan saat itu.Yang lain mulai bereaksi tanda tak setuju dengan sikap pelatih kami itu.Akhirnya,karena kejadian tadi,pelatih kami mengundurkan diri karna merasa tak dihargai lagi..*sensitif banget sih,lagi datang bulan kaliii..hush..ngomong apa sih..abaikan ini*
Setelah kejadian itu,Kepala Sekolah kami marah besar,karna kami sudah dianggap mencoreng nama baik sekolah.Waduh..Hal ini sangat membingungkan dan gawat bila terjadi.Kepala Sekolah kami terkenal sangat baik jika di luar sekolah,namun jika di sekolah Ia berubah 179,9 derajat menjadi sangat galak dan tegas,walau sebenarnya hal ini ia lakukan untuk kebaikan anak didiknya.Tapi tetap saja,menurut cerita para kakak kelas kami,jika ia sudah marah atau kita membuat kesalahan,maka tidak segan-segan ia memarahi dan memberikan hukuman sangat berat untuk siswa-siswanya.Baru beberapa hari masuk sekolah saja kami sudah masuk ruangan ber-AC ,ini sebutan untuk ruangan kepala sekolahan,karena selain lab,hanya ruangan kepsek lah yang dipasang AC.Apalagi jika ketika ada siswa masuk ruangan kepsek saja,bisa dipastikan,ia pasti akan kena hukuman.Dan inilah pertama kalinya,Gw dan mungkin juga yang lainnya merasakan bagaimana rasanya disidang oleh Hakim,dalam hal ini adalah Kepala Sekolah kami sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar